Sebuah penelitian telah mengungkapkan bahwa pada saat jatuh cinta energi seseorang akan naik dan menjadi sangat tinggi. Ini bisa menyebabkan konsentrasi dan pikiran mereka menjadi aktif. Scan MRI menunjukan bahwa dalam masa ini, aktivitas otak yang kaya akan dopamin menjadi sangat aktif. Tak hanya dopamin, otak juga bisa meningkatkan kadar hormon yang berkain dengan stress seperti kartisol dan yang berkaitan dengan pengikatan hubungan dengan pasangan.
Pada saat orang jatuh cinta, orang tersebut sedang berada didalam kondisi yang dinamakan dengan hypomanic. Hypomania adalah keadaan ketika seseorang mengalami mood yang terus-menerus meningkat disertai dengan aktivitas dan energi, sehingga kebutuhan tidur mereka menjadi berkurang. Itulah alasan mengapa ketika seseorang sedang jatuh cinta, mereka seolah tak butuh dengan tidur dan ingin menghabiskan banyak waktu merka beraktivitas dengan pasangan.
Beberapa peneliti di University of Basel di Swiss melakukan penelitian terhadap orang yang sedang jatuh cinta dan menanyakan mengenai kebiasaan tidur mereka saat jatuh cinta. Penelitian yang kemudian dipublikasikan pada tahun 2007 menemukan bahwa orang yang sedang jatuh cinta memiliki waktu tidur yang lebih singkat, hingga satu jam. Waktu tidur bahkan lebih singkat pada orang yang selalu memikirkan pasangan mereka saat jatuh cinta, seperti dilansir oleh The Globe and Mail (07/02).
Uniknya, penelitian juga mengungkap bahwa meski waktu tidur yang dibutuhkan lebih sedikit, namun orang yang jatuh cinta cenderung memiliki kualitas tidur yang baik dan tak kalah dengan kualitas tidur orang yang tak jatuh cinta. Hasil ini didapatkan oleh penelitian lain yang dilakukan di Iran dan diterbitkan dalam International Journal of Psychiatry and Clinical Practice (tahun 2011 dan 2013).
Mungkin itulah fakta yang bisa didapat mengapa seseorang akan merasa kesulitan untuk bisa tidur pada saat jatuh cinta. Sekian informasinya ya!